Apa Itu TNT Version Untuk Nutrisi Parentetal
Seorang anak laki-laki 2 tahun 6 bulan, BB 11 kg dikonsulkan bagian bedah ke bagian anak dengan Hernia inguinalis lateralis sinistra reponibilis yang pada pemeriksaan pre-operasi didapatkan bising sistolik pada semua ostia. Pada anamnesis didapatkan berat badan yang tidak naik-naik, pucat, tidak mengeluh sesak nafas sebelumnya. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan rata-rata denyut jantung 120/menit, laju respirasi 28/menit, afebril, telapak tangan dan kaki pucat dan terdapat konjungtiva anemis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan gambaran darah tepi menunjukkan anemia mikrositik hipokromik disertai hasil ekokardiografi VSD sedang. Setelah dilakukan transfusi, menunjukkan peningkatan jumlah Hb, AL, AT dan Hct dengan penurunan kadar AE dalam darah. Anemia merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai di Indonesia, baik di klinik maupun di lapangan.
Mar 22, 2012 Terapi nutrisi pada penderita kanker ditujukan untuk mempertahankan status nutrisi. Terapi ini juga untuk mengurangi gejala sindroma kaheksia, mencegah komplikasi, dan memenuhi kecukupan mikronutrien. Faktor yang paling kuat dalam penurunan nafsu makan dan berat badan adalah pengobatan penyakit kanker.
Masih banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala-gejala atau pertanda dan ini tentunya menganggu produktivitas dan kualitas hidup seseorang dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selain itu, tidak sedikit pula para penderita yang mengira dirinya mengidap anemia akan tetapi tidak mengerti jelas apa yang menyebabkan anemia tersebut dan seberapa besar dampaknya pada kualitas hidupnya sehingga pengobatan dan penatalaksanaan yang diberikan tidak efektif diakibatkan kurangnya kesadaran untuk menanggulangi penyakit anemia ini. Oleh karena itu, pentinglah kita untuk mengetahui secara rinci dan mendalam mengenai anemia baik penyebab dan penyembuhannya agar dapat memberikan gambaran agar dapat menangani anemia berdasarkan pada penyebabnya. Eritropoiesis berjalan dari sel induk melalui sel progenitor CFU GEMM, BFU E & CFU E menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang, yaitu pronormoblas. Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian normoblas melalui sejumlah pembelahan sel menjadi normoblas awal lalu menjadi normoblas intermedia (polikromatik) dilanjutkan dengan pembelahan menjadi normoblas lanjut (piknotik) lalu retikulosit sampai menjadi eritrosit matur berwarna merah muda seluruhnya. Satu pronormoblas biasanya menghasilkan 16 eritrosit matur. Sintesis heme terutama terjadi di mitokondria.
Bermula dengan kondensasi glisin dan suksinil koenzim A oleh kerja enzim kunci asam δ-aminolevulinat (ALA) dengan koenzim yaitu piridoksial fosfat (vit. B6) yang dirangsang oleh eritropoetin. Kemudian membentuk porfobilinogen, prekursor segera porfirin, cincin priol dengan rantai samping asetil, propionil dan aminometil.
Dilanjutkan dengan bergabungnya 4 molekul porfobilinogen untuk membentuk 1 molekul uroporfirinogen III dan kemudian dikonversikan menjadi koproforbirinogen III untuk membentuk protoporifin. Protoporfirin ini bergabung dengan besi dalam bentuk Ferro (Fe 2+) untuk membentuk heme. Masing-masing molekul heme bergabung dengan 1 rantai globin yang dibuat pada poliribosom, membentuk suatu subunit Hb yang disebut rantai hemoglobin. Empat dari rantai-rantai hemoglobin ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar untuk membentuk molekul hemoglobin yang lebih lengkap. Besi setelah diserap oleh enterosit (epitel usus), melewati bagian basal epitel usus, memasuki kapiler usus, kemudian dalam darah diikat oleh apotransferin mejadi transferin.
Transferin adalah kombinasi dari: apotransferin, suatu beta globulin disekresikan oleh hati yang mengalir melalui duktus empedu ke dalam duodenum, berikatan dengan besi bebas dan dengan beberapa senyawa besi seperti hemoglobin dan mioglobin dari makanan. Jaikoz audio tagged mac cracked download. Kemudian, dengan cara pinositosis, dilepaskan pada sisi darah dari sel epitel dalam bentuk transferin plasma.
Yang selanjutnya diangkut dalam plasma menuju bagian tubuh yang memerlukan. Kelebihan besi dalam darah di simpan dalam seluruh sel tubuh, tapi terutama di hepatosit hati dan sedikit di sel retikuloendotelial sumsum tulang. Bila sel darah merah telah melampaui masa hidupnya dan hancur, maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel akan dicerna oleh sel-sel dari sistem makrofag-monosit. Terjadi pelepasan besi bebas, kemudian disimpan terutama di tempat penyimpanan feritin dan digunakan lagi untuk membentuk hemoglobin baru. Bagian porifrin dari molekul hemoglobn diubah oleh sel-sel makrofag melalui serangkaian tahap menjadi pigmen empedu bilirubin, yang dilepaskan ke dalam darah dan akhirnya disekresikan oleh hati masuk ke dalam empedu.